Kelas Tua Itu

Saya bukan orang yg mudah jatuh cinta. Sekalinya jatuh akan pasti jatuh yang dalam, hingga tak mudah tuk bisa melangkah ke depan. Namun sekarang saya tahu, hati yang tulus hanya akan disia2kan.

Kalau saja saya boleh memilih, tak usah ada pertemuan yang indah, saya ingin lari dari semua rencana - Nya yang amat singkat. Rencana yang singkat namun cukup sakit terasa. Kenapa harus dipertemukan kalau akhirnya saling tak mengenal lagi.

Bagaimana mungkin, "waktu" itu mudah kau lupakan? Bisakah kau ceritakan? Kau tidak sepertiku yang hanya terperangkap dalam penjara kenangan di waktu yang mungkin terlalu indah. Kau cepat, sangat cepat melangkah pergi.

Jika boleh saya bercerita, saya tahu persis siapa yang di dpn kelas tua itu, engkaulah yang pertama kali menyambut kedatanganku. Ingatkah? Saya yakin tidak.

Engkaulah yang pertama kali membuatku tahu putih abu sangat sayang untuk dilewatkan.

Alunan waktu membuat kita terlena dengan semua ini. Semua kita jalankan bersama yang akhirnya kita ada pada sebuah titik kenyamanan. Kita tertawa bersama dalam alunan kasih yang tak seorangpun kan merasa.

Tempat, lagu dan foto menjadi bukti  betapa hebatnya kita berdua. Terlalu sulit tuk pergi dari ingatanku ini, bagiku 1 tempat penuh dengan cerita, 1 lagu penuh akan makna, 1 foto penuh dengan beribu kenangan. Semua hal itu menceritakan  bagaimana pilu, susah, resah hingga tawa dan bahagia pernah kita arungi bersama.

Mungkin kau pikir, ini terlalu berlebihan. Namun tidak untukku, coba kita sekali bertukar jiwa, mungkin kau akan merasakannya.

Saat kau pergi ....

Temanku yang sangat aku kenali kini bersamamu, aku sengaja menyuruhmu menghilangkan kenangan kita, agar kau bisa melakukan apapun dengannya tanpa mengingatku kembali.

Pernahkah kau memikirkanku? Mungkin tidak. Ya karena selama kita bersama, mungkin hanya sandiwara saja.

Komentar